?>
Fuso Update 03 August 2021

Dampak Idling Pada Truk dan Cara Mengatasinya

Dampak Idling Pada Truk dan Cara Mengatasinya

Idling pada kendaraan adalah kondisi di mana mesin tetap dibiarkan menyala saat kecepatan kendaraan kurang dari 1 KM/Jam. Biasanya dilakukan pada saat berada di lampu merah atau macet total. Namun, banyak juga kendaraan yang membiarkan mobilnya dalam kondisi idling saat sedang berhenti di pinggir jalan. Misalnya saat sedang beristirahat.

Padahal untuk kendaraan niaga seperti truk, kebiasaan idling dapat meningkatkan biaya operasional akibat terbuangnya bahan bakar selama idle time. Melansir dari situs keeptruckin.com, bahan bakar yang terbuang sia-sia akibat idling adalah sekitar 3 liter/jam. Jumlah yang cukup besar bukan? Terlebih jika Anda memiliki cukup banyak kendaraan niaga dan semuanya memiliki idle time yang tinggi.

Selain faktor bahan bakar, kebiasaan idling juga dapat memberikan dampak negatif lainnya,  di antaranya:

  • Minyak pelumas lebih boros

Idle time yang tinggi akan menyebabkan periode penggantian oli atau minyak pelumas lebih boros. Sebab, pada saat idling, oli masih tetap bekerja untuk melumasi mesin.

  • Menyumbang polusi udara

Pada saat idling, mesin menyala sehingga kendaraan akan mengeluarkan gas buang hasil pembakaran yang merupakan salah satu penyebab polusi udara.

Menghentikan kebiasaan idling saat mengemudi bukan hal yang mudah, tetapi Anda bisa setidaknya mengurangi jumlah idle time dengan cara:

  • Memanfaatkan fleet management

Fleet management merupakan teknologi yang membuat Anda bisa melakukan monitor atau pengawasan terhadap semua kendaraan niaga milik Anda, termasuk masalah idle time. Untuk Anda yang menggunakan KTB Fuso sebagai kendaraan niaga pendukung bisnis Anda, maka bisa memanfaatkan Runner Telematics. Melalui aplikasi ini Anda bisa memantau seberapa sering pengemudi truk Anda melakukan idle time untuk menganalisa penyebabnya. Dengan begitu Anda bisa mencari cara penyelesaian terbaik dalam mengatasi masalah ini berdasarkan data yang dimiliki.

  • Memanfaatkan Fitur automatic engine start/stop

Sesuai dengan namanya, fitur ini memungkinkan mesin untuk mati secara otomatis dalam kondisi tertentu. Sensor yang digunakan oleh fitur ini mungkin bisa berbeda pada setiap kendaraan, ada yang menggunakan pedal rem, posisi persneling, dan sebagainya. Mesin yang mati akibat fitur ini dapat kembali hidup tanpa perlu melakukan starter ulang. Misalnya untuk mesin yang mati saat menginjak pedal rem dalam rentang waktu tertentu, maka mesin akan menyala otomatis juga ketika pedal rem dilepas.

  • Mengedukasi driver

Hal paling penting dalam usaha untuk mengurangi idle time adalah dengan mengedukasi driver tentang dampak negatif kebiasaan ini. Jika driver atau pengemudi kendaraan niaga menyadari sendiri akan dampak tersebut dan memutuskan untuk berusaha menguranginya, maka dijamin idle time kendaraan niaga Anda akan langsung berkurang secara drastis.

  • Memberi fasilitas peristirahatan (truk jarak jauh)

Banyak pengemudi truk jarak jauh yang melakukan idling selama beristirahat di dalam truk saat perjalanan jauh. Alasannya adalah karena beristirahat dalam truk yang mesinnya menyala lebih nyaman dibandingkan saat mesin mati. Untuk kondisi ini, maka salah satu jalan keluarnya adalah menyediakan tempat peristirahatan untuk pengemudi Anda seperti penginapan yang tidak terlalu mahal tetapi nyaman. Selain dapat mengurangi idle time, fasilitas ini juga bisa meningkatkan loyalitas pengemudi kendaraan Anda karena merasa bahwa Anda memerhatikan kenyamanan dan kesehatan dari pengemudi.

Menghentikan kendaraan dari idling tidak mungkin bisa dilakukan, terutama ketika berada dalam kondisi macet atau lampu merah. Tetapi jika kendaraan niaga Anda bisa mengurangi idle time dalam situasi yang tidak perlu, maka hal ini akan sangat menguntungkan bagi Anda.