?>
Fuso Update 21 May 2021

Terapkan Defensive Driving untuk Keselamatan Mengendarai Truk

Terapkan Defensive Driving untuk Keselamatan Mengendarai Truk

Berkendara di jalan raya tentu punya tingkat risiko tersendiri. Sebab, pengemudi bukan hanya perlu fokus mengendalikan laju dan keseimbangan kendaraannya, namun juga mengontrol manuver dari pengendara lain; yang mungkin saja ugal-ugalan atau tidak tertib. Untuk itu, memahami, menguasai, dan menerapkan teknik mengemudi defensif atau defensive driving penting buat seorang pengemudi truk.

Definisi Defensive Driving

National Safety Council Amerika menyebut defensive driving sebagai cara mengemudi untuk menyelamatkan nyawa, waktu, dan uang; terlepas dari kondisi di sekitar pengemudi juga pengendara lain. Pasalnya, praktik strategi mengemudi ini bertujuan untuk meminimalkan risiko dan membantu menghindari kecelakaan, seperti dengan memprediksi bahaya di jalan.

Tak ayal, implementasi strategi mengemudi ini bukan sekadar penguasaan aturan jalan raya dan mekanisme dasar mengemudi. Namun, pengendara juga harus bisa mengurangi risiko mengemudi dengan tahu cara antisipasi situasi serta ambil keputusan aman dan tepat bila bahaya muncul. 

Cara Menerapkan Defensive Driving

Mengatur jarak aman dengan kendaraan di muka

Teknik mengemudi defensif memiliki dua prinsip utama, yakni mengantisipasi sekaligus mempersiapkan taktik dari manuver yang mungkin dilakukan pengendara lain, serta memahami bahwa perubahan kondisi jalan akan memengaruhi manuver kendaraan sendiri. Oleh sebab itu, mengatur jarak aman dengan kendaraan di muka harus dilakukan pengemudi truk setiap waktu.

Untuk mengatur jarak aman dengan kendaraan di muka, pengemudi truk dapat menerapkan aturan 3 detik (atau three second distance rule). Aturan ini berarti truk harus punya minimal jarak 3 detik dengan kendaraan di hadapannya ketika melewati sebuah objek tak bergerak. Sehingga, andai kendaraan di depan truk baru saja melewati sebuah plang kilometer di jalan tol, truk yang dikendarai baru boleh melewati plang tersebut 3 detik setelahnya.

Mengurangi kecepatan jika situasi jalan berubah

Seperti yang sudah disinggung di atas, salah satu poin penting dari defensive driving adalah kemampuan pengendara untuk memprediksi bahaya di jalan. Pada dasarnya, skill ini akan tumbuh dari pelatihan berkendara dan terasah seiring dengan pengalaman mengemudi di jalan. Nah, mengurangi kecepatan jika situasi jalan berubah merupakan satu cara memprediksi bahaya di jalan.

Pasalnya, ketika situasi jalan berubah, seperti jalanan menjadi licin saat hujan turun; hewan yang berlari ke jalan raya; jarak pandang memendek karena cuaca buruk, risiko bahaya kecelakaan akan meningkat. Jadi, menurunkan kecepatan pada kondisi-kondisi seperti ini dapat membuat pengemudi punya waktu tambahan untuk memperhitungkan bahaya yang muncul lalu menghindarinya.

Menjaga fokus dan emosi setiap waktu

Truk-truk komersial umumnya dikendarai untuk jarak jauh. Tak mengherankan bila pengemudi mungkin merasa jenuh hingga kehilangan fokus ketika melewati jalanan yang monoton. Bila sampai begini, tentu risiko kecelakaan dapat terjadi. Maka dari itu, pengemudi truk bisa sesekali melihat manuver pengemudi truk lain untuk mempertahankan fokus berkendara.

Selain itu, pengemudi dapat juga berhenti untuk beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan agar fokus berkendara kembali terkumpul dan kestabilan emosi tetap terjaga. Mengingat defensive driving bukan cuma soal penguasaan cara berkendara, mengatur emosi juga menjadi salah satu terapannya. Sebab, emosi ekstrem atau tidak stabil dapat mengurangi konsentrasi pengemudi dan meningkatkan risiko kecelakaan saat berkendara.

Walau terkesan sederhana dan mudah dilakukan, belum semua pengemudi truk benar-benar menerapkannya. Oleh sebab itu, pemilik bisnis dapat memberikan pelatihan strategi berkendara ini pada semua pengemudi truknya demi keselamatan pengendara dan kelancaran usaha.