?>
Fuso Update 25 August 2019

Tantangan Menjadi Seorang Supir Truk

Tantangan Menjadi Seorang Supir Truk

Menjadi seorang supir truk tidaklah mudah. Sebagai supir truk, Anda dituntut untuk bisa mengendarai kendaraan dengan dimensi yang besar serta menempuh jarak yang tidaklah dekat. Bahkan, beberapa supir truk harus berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya untuk mencapai tempat tujuan dengan memakan waktu berhari-hari lamanya. Tapi, tak berhenti disitu, masih ada banyak tantangan lainnya yang dihadapi oleh seorang supir truk. Inilah dia beberapa diantaranya :


Memilih Jalur yang Tepat
Seorang supir truk dituntut untuk memilih jalur yang tepat agar bisa sampai tempat tujuan tepat waktu. Hal inilah yang dirasakan oleh Mansur, seorang supir truk yang membawa muatan berisi material hasil pengeboran dari Lampung menuju Surabaya. Dalam perjalanan tersebut, Ia dibekali uang sejumlah RP 2,65 juta agar bisa mencapai tempat tujuan tepat waktu. Uang tersebut, nantinya digunakan untuk biaya makan selama perjalanan, bahan bakar dan tol.

Pemilihan jalur tol atau jalur arteri sangat menentukan biaya yang dikeluarkan oleh para supir truk. Menurut Ahmad Ridwan, seorang supir truk yang mengangkut muatan Duku dari Jambi ke Surabaya, dirinya merasa lebih nyaman untuk menggunakan jalan tol sampai kota tujuan. Sebab, menggunakan jalan tol dirasa lebih cepat, nyaman, dan bisa menghemat biaya perjalanan. Meski harus membayar biaya tol yang cukup tinggi, jalan tol juga bisa memberikan keuntungan lainnya berupa konsumsi bahan bakar yang lebih efisien dan waktu tempuh yang lebih cepat. Maka dari itu, seorang supir truk dituntut agar bisa menghadapi tantangan dalam memilih jalur yang tepat agar dapat menyesuaikan anggaran yang didapat dan waktu tempuhnya.

Memperhatikan Bobot Muatan
Para supir truk juga dituntut untuk memperhatikan bobot muatan yang dibawanya. Truk dengan muatan berlebih dapat membahakan pengemudi serta pengguna jalan yang lain. Hal ini jelas melanggar peraturan karena dianggap Over Dimension dan Over Load (ODOL) oleh Kementerian Perhubungan. Selain berbahaya, truk dengan muatan berlebih juga membawa dampak negatif yaitu kerusakan jalan yang lebih cepat, penyebab kemacetan lalu lintas, serta polusi berlebih.
Maka dari itu penting bagi supir truk untuk memeriksa bobot muatan sebelum berangkat mengantar barang.

Dikejar Waktu dan Hambatan di Jalanan
Tidak hanya menempuh jarak yang jauh, para supir truk juga diharuskan untuk mencapai tempat tujuan dalam waktu yang telah ditentukan. Hal ini tentu jadi tantangan besar, mengingat membawa muatan besar dalam waktu singkat bukanlah hal yang mudah. Tak jarang pula para supir truk mendapatkan hambatan yang membuat mereka terlambat sampai tujuan. Salah satunya yakni kondisi jalanan yang macet.

Jalanan yang macet jadi hambatan yang dirasakan oleh Abdul Qodir, supir truk yang membawa logistik dari Jawa Timur menuju Jakarta. Kondisi jalan tol yang macet parah membuat ia tak jarang terlambat 3-7 jam. Ketika terlambat, ia pun akan mendapatkan teguran dari atasan sekaligus meningkatkan biaya perjalanan karena konsumsi bahan bakar yang lebih banyak

Sulit Ketika Mundur
Seorang supir truk juga perlu menghadapi tantangan yang berat saat akan memundurkan truk tronton. Tidak seperti truk biasa atau mobil pribadi, memundurkan truk tronton membutuhkan teknik khusus karena saat berbelok ke kanan setir perlu diarahkan ke kiri, begitu pula sebaliknya. Tak jarang, supir truk yang belum mahir akan kesulitan untuk memundurkan truknya dan membuat jalanan jadi macet seketika. Bahkan, seringkali para pengemudi semakin kesulitan karena adanya pengendara sepeda motor yang memaksa masuk saat sedang memundurkan truk. Sehingga, seorang supir truk dituntut untuk mahir memundurkan truk sekaligus memiliki mental yang kuat dalam menghadapi jalanan yang dilewatinya. 

Sumber:
Berita 1
Berita 2
Berita 3